Bertumbuh Menjadi Dewasa Dalam Kristen

BERTUMBUH MENJADI DEWASA

Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian seseorang yang mewujud dalam sikap menghadapi setiap sesuatu. Dewasa Dapat Mengalami Proses maju, Terhambat dan Mundur.Kedewasaan yang Maju Adalah Orang yang selalu introspeksi Diri Kedewasaan yang terhambatadalah Orang yang manja : Selalu bergantung dan Tidak mau mendengar kritikan orang sebagai cermin introspeksi diri.
Kedewasaan menurut tokoh masyarakat
Rick Warren mengatakan Kedewasaan dihasilkan  melalui hubungan dan komunikasi.
Kedewasaan yang dimaksud adalah kedewasaan secara sosial yaitu ketika seseorang dapat mengkomunikasikan idenya kepada orang lain dan orang lain itu memahami ide tersebut maka terjadilah hubungan timbal balik atau komunikasi dua arah.
Mario Teguh mengatakan Kedewasaan itu bukan masalah usia tapi masalah pengendalian diri. Sekalipun kelihatnya seseorang itu memiliki badan kecil, pendek dan jelek belum barang tentu dia tidak dewasa secara usia. Jadi kedewasaan yang dimaksud dalam hal ini adalah kedewasan secara emosi yaitu bagaimana mengendalikan diri.

Psikologi membedakan enam aspek perkembangan yang ada pada manusia.

1.      Aspek fisik atau jasmani

Tanda dewasa secara jasmani adalah terlihat jelas dari bertambahnya usia, badan seseorang mengalami pertambahan baik dalam hal tinggi maupun dalam hal berat (Luk. 2:52). Termasuk dalam aspek fisik ini adalah hal-hal seksual, yaitu berkembangnya kemampuan organ seksual maupun ciri-ciri seksual yang semakin membedakan antara pria dan wanita. Organ-organ  reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada wanita.

Dewasa secara jasmani artinya sudah mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan secara maksimal dengan gizi yang memadai. Agar kondisi tubuh tetap sehat, harus juga diperhatikan kesimbangan antara waktu bekerja (termasuk belajar) dengan waktu santai dan olahraga.
organ-organ  reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan :produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada wanita.

Yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bagaimana dorongan seksual muncul itu benar dikendalikan dengan benar (lih. Mat. 5:27-28).

Perubahan Pada Fisik

PERUBAHAN
LAKI-LAKI
WANITA
·         Kulit
·         Rambut
·         Dada
·         Ukuran tubuh
·         Keringat
·         Suara
·         Organ Seksual

Ø  Berminyak, jerawat
Ø  Kaki, dada, wajah, alat kelamin
Ø  Melebar

Ø  Bahu dan dada melebar, badan bertambah berat dan tinggi
Ø  Lebih banyak timbul bau
Ø  Suara agak berat dan pecah
Ø  Organ kelamin membesar, kadang terjadi penegangan dan keluar cairan saat tidur
ü  Berminyak, jerawat
ü  Kaki, ketiak, alat kelamin
ü  Tumbuh membesar kadang sedikit sakit
ü  Pinggul melebar, dada membesar, badan bertambah berat dan tinggi
ü  Lebih banyak timbul bau
ü  Suara agak berat
ü  Mulai timbul haid dan ada cairan keluar dari vagina


2.      Aspek intelektual atau berpikir

Dewasa secara intelektual artinya mampu memikirkan hal-hal yang lebih abstrak dan logis. Ada perasaan tidak enak apabila ada sesuatu yang tidak bisa dipahami atau diterima dengan akal mesti mencari tahu bagaimana yang sebenarnya dan seharusnya. Bersikap kritis mulai lebih banyak dimunculkan termasuk menyikapi secara kritis apa yang terjadi dilingkungan walaupun sebelumnya orang itu tampak cukup menikmati apa yang ada.
Menjadi dewasa secara intelektual berarti menggunakan akal budi untuk melakukan penilaian dengan benar tidaknya sesuatu sehingga terjadi pertimbangan yang matang dalam menghadapi  masalah atau mengambil keputusan.
Orang dengan kemampuan intelektual yang tinggi bukan sekedar diharapkan mengambil keputusan dengan cepat, di diharapkan memiliki hikmat sehingga keputusan yang diambil bukan sesuatu yang akan disesali di kemudian hari (Yosus 1).

3.      Aspek emosi

Emosi berkaitan dengan bagaimana perasaan muncul dan diekspresikan. Dewasa secara emosi artinya mampu mengendalikan perasaan dengan cara yang tepat untuk alasan yang tepat dan ditujukan kepada orang yang tepat. Seharusnya, bertambahnya usia membuat orang lebih mampu mengendalikan emosinya karena memang secara jasmani muncul hormone yang menjalankan fungsi ini.
Dewasa secara Emosi juga ditandai dengan:
1)      Mampu menghadapi tantangan dengan baik meskipun gagal tetapi tidak menyerah.
2)      Dapat berpikir bijak walaupun di situasi sulit.
3)      Dapat mengontrol amarah saat ada sesuatu yang menyakitkan hati.
4)      Tidak gegabah dan selalu berpikir matang sebelum bertindak.
5)      Dapat memanfaatkan situasi untuk hasil yang lebih baik.


4.      Aspek Sosial

Orang yang dewasa dalam aspek ini mampu berhubungan dengan baik dan benar dengan orang lain walaupun berbeda dari sudut usia, pendidikan, kedudukan atau status social. Artinya, ia mampu menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga berhasil menjalin komunikasi dua arah dengan orang lain. (bangingkan kisah Nuh, Paulus)
Empat Faktor Menjalin Relasi
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika seseorang menjalin hubungan dengan sesamanya, yaitu:
a.       Aku (dari Dalam)
relasi dimulai dari diri sendiri (aku). Namun “aku” juga mampu membuat relasi yang tidak baik. Relasi yang baik akan terjalin jika “aku” menerapkan prinsip win-win(menang-menang), yaitu tidak ada pihak yang dirugikan. Prinsip ini membuang jauh-jauh win-lose (menang-kalah) atau lose-lose (kalah-kalah). Prinsip ini meniadakan “yang penting aku”. Dengan demikian hubungan yang terjalin adalah hubungan yang saling menguntungkan.
b.      Anda (Dari luar)hubungan yang tidak baik atau tidak sehat terjadi jika satu pihak menerapkan prinsipwin-win sedangkan orangn lain (Anda) menerapkan prinsip win-lose atau lose-lose. Ketidakseimbangan prinsip harus dihindari sehingga tiddak ada pihak yag dirugikan.
c.       Stereotip (lingkungan)
Stereotip adalah suatu sudut pandang seseorang atau masyarakat tentang suatu hal, dan pandangan tersebut melekat secara mendalam dalam pola pikir orang atau masyarakat itu sehingga sulit diubah. Contoh masyarakat khususnya adalah seorang perempuan dilarang pulang lebih dari pukul 22.00 WIB. Perempuan yang melanggar stereotip itu akan dianggap sebagai perempuan yang tidak baik.
d.      Komunikasi 
komunikasi yang baik dapat mengatasi setiap penghalang dalam hubungan. Komunikasi yang baik terlaksana jika setiap orang mau saling mengerti dan memahami pesan atau maksud orang lain meskipun berbeda dengan dirinya.

5.      Aspek Moral (kesusilaan)

Moral merupakan unsur pembeda utama antara manusia dengan binatang. Orang yang dewasa secara moral ialah mereka yang telah memiliki kemampuan untuk membedakan benar dan salah, baik dan jahat, dan mampu berbuat sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Seorang yang dewasa secara moral adalah orang yang berbuat baik karena dorongan dari dalam irinya sendiri, bukan karena desakan eksternal. Orang yang dewasa secara moral dapat melakukan perbuatan baik bukan karena diperintah atau dibujuk-bujuk, melainkan dirinya sendiri sudah mampu dengan pertimbangan moralnya sendiri melakukan sesuatu yang baik.  
            Pada usia dewasa, seseorang diharapkan sudah memiliki pedoman mengenai apa yang benar dan baik untuk dilakukan. Kebanyakan perilaku moral seseorang bersifat normative, yaitu sesuai dengan norma-norma yang diharapkan masyarakat tentang apa yang pantas atau tidak pantas, sesuatu yang biasa atau tidak biasa dilakukan.
Standar moral yang tinggi diperlihatkan oleh orang yang memiliki kepedulian pada orang lain. (lihat kisah Yusuf)
6.      Aspek Spiritual

Kedewasaan spiritual berarti kesadaran untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban ibadah dan meninggalkan larangan-larangan agama, saling menghargai dan membina hubungan yang baik dengan sesama bahkan orang-orang yang berbeda keyakinan. Dapat bersyukur dimasa-masa sulit, biasanya orang yang masih labil akan sulit bersyukur dimasa-masa sulit yang ada malah memberontak. Dapat mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Tentunya hal ini diawali dari sikap bersyukur terlebih dahulu.
Spiritual adalah hubungan yang terjalin dengan Allah yang mahakuasa. Atau lebih tepat bagaimana penghayatan seseorang terhadap apa yang terbaik bagi Tuhan dan apa yang dikehendaki-Nya, itulah standar moral yang dimilikinya. (tesis Kitab 1-2 Raja-raja, kisah Daud, Abraham)

CIRI – CIRI UMUM
DEWASA
TIDAK DEWASA
ASPEK FISIK
·         Menerima hal yang tidak bisa diubah dari ciri fisik yang ada sejak lahir
·         Tidak puas dengan ciri fisik yang ada sejak lahir
·         Menempatkan seks pada proporsi yang wajar
·         Memiliki sikap tidak sehat terhadap seks
·         Memiliki keseimbangan antara bekerja dan istrahat
·         Terlalu banyak bekerja atau terlalu banyak bersantai
ASPEK SOSIAL
·         Dapat bergaul dengan teman sebaya maupun yang beda usia.
·         Hanya bergaul dengan kelompok tertentu
·         Bertanggungjawab atas kesalahan sendiri
·         Menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri
·         Senang atas keberhasilan orang lain
·         Senang atas kegagalan orang lain
ASPEK EMOSI
·         Percaya pada diri sendiri
·         Kurang percaya diri
·         Bebas dari iri hati
·         Iri hati
·         Memiliki emosi yang wajar
·         Memiliki emosi yang tidak wajar
ASPEK INTELEKTUAL
·         Tekun
·         Menunda – nunda pekerjaan dengan alasan yang tidak jelas
·         Melihat ke masa depan
·         Terpaku pada masa lampau
·         Menarik manfaat dari kesalahan/kegagalan
·         Tidak mau belajar dari kegagalan/kesalahan
ASPEK SPIRITUAL
·         Berbuat baik pada orang lain
·         Tidak berbuat baik pada orang lain
·         Takut akan Tuhan
·         Lebih takut kepada manusia atau hal – hal gaib
·         Bersyukur atas apa yang dimiliki
·         Tidak pernah puas akan apa yang telah dimiliki





DEWASA SECARA FISIK DAN PSIKIS

Dewasa menurut artinya dibagi menjadi dua.  Dewasa secara fisik dan psikis. mengalami dewasa fisik ditandai dengan  masa pubertas. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Mengalami Dewasa secara  Psikis (kejiwaan) ditandai dengan:
1.      cara/pola pikirnya rasional;
2.      Kritis
3.      bertanggung jawab;
4.      menjadi lebih bijak;
5.      dapat mengendalikan emosinya;
6.      dapat berempati/tidak egois;


BERTUMBUH DEWASA DALAM IMAN

Apa yang menjadi hambatan-hambatan iman kita bertumbuh? Mengabaikan kehidupan batin kita bersama Kristus, sementara  kita memusatkan perhatian pada penampilan luar. Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan bagian luar kita,  jika itu berbeda dengan hati kita. (Lit. 1 Samuel 16:7). Kehidupan yang sejati adalah dari dalam keluar. Kehidupan yang dari luar  ke dalam adalah kemunafikan
Kita hanya akan mengenal seseorang jika kita berkomunikasi dengan dia, begitu juga kita dengan Tuhan dan inilah iman yang bertumbuh  

1.      Iman Bertumbuh Oleh Firman Tuhan
Firman Allah katakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran, yaitu pendengaran akan firman Allah (Roma 10:17). Jadi supaya iman bertumbuh dan bertambah teguh, kita memerlukan setiap hari firman Tuhan untuk dibaca, direnungkan dan dipraktekkan; supaya kita mendapat kekuatan Allah. Sebab hanya kekuatan Allah yang mampu mengalahkan dunia (Roma 1:16-17; I Yoh 5:4-5 ).
Kepada Timotius rasul Paulus menulis, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik"(2 Timotius 3:12,16,17).
Sejalan dengan perjalanan hidup dalam dunia yang semakin jahat, maka dibutuhkan iman yang bertumbuh sampai mencapai kedewasaan penuh. Karena beriman kepada Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat bukan saja tindakan sesaat ketika kita menghadapi persoalan, tetapi juga merupakan sikap yang berkesinambungan yang harus bertumbuh dan dikuatkan (Yoh 1:12 ).


2.      Iman Bertumbuh Oleh Pengujian
Pengujian iman adalah tindakan Allah untuk meningkatkan iman seseorang menjadi lebih berkualitas. Oleh karena iman itu hidup, maka setiap orang percaya harus juga siap menghadapi ujian-ujian yang diperlukan bagi pertumbuhannya untuk dapat memperoleh buah yang matang. Perhatikan bagaimana Ayub (Ayub 1-42);Abraham (Kejadian 22); Daniel (Daniel 6); Sadrakh, Mesdakh dan Abednego (Daniel 3) dll.

3.      Iman Bertumbuh Dalam Pencobaan
Pengujian berbeda dengan pencobaan. Pencobaan yang berasal dari Iblis bertujuan untuk menipu dan membinasakan manusia (Kejadian 3:1-5; Yohanes 10:10). Tetapi pengujian yang dari Tuhan dipakai-Nya untuk merendahkan hati dan untuk mengetahui isi hati kita (Ulangan 8:2). Reaksi-reaksi negatif yang muncul dari pencobaan akan dipangkas oleh Tuhan. Setelah itu Tuhan akan memulihkan kita dengan penghiburan dan memberi hati yang baru, yaitu hati yang taat (Yehezkiel 11:19,20).

4.      Iman Bertumbuh Dalam Penganiayaan dan penderitaan
Tuhan Yesus mengalami penderitaan sejak bayi (Matius 2:12-15). Di sepanjang hidup dan pelayanan-Nya tidak pernah sepi dari penderitaan dan aniaya. Murid-murid-Nya dan Gereja mula-mula juga mengalami hal yang sama. Kaisar Nero menjadi pemicu aniaya terhadap Gereja Tuhan tanpa alasan (tahun 64 M). Tetapi meskipun demikian tidak ada seorang pun murid Tuhan Yesus yang murtad karena aniaya dan penderitaan. Gereja-Nya pun tidak pernah surut, tetapi sebaliknya semakin bertambah besar dan kuat. Hingga pada saatnya dunia tidak mampu lagi membendung perkembangan dan pertumbuhan Gereja dan akhirnya pada zaman Konstantinus Agung (tahun 312 M) Gereja resmi dijadikan agama negara yang satu-satunya.
Kepada Timotius rasul Paulus menulis, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2 Timotius 3:12). Mengapa demikian? Karena penderitaan bukan saja merupakan akibat dari ibadah kita, tetapi juga merupakan sebuah panggilan dan karunia (Filemon 1:29). Terhadap dunia, penderitaan yang kita alami disebabkan oleh adanya roh kemuliaan yang ada di dalam kita (1 Petrus 4:14); tetapi terhadap diri kita sendiri setiap penderitaan yang kita alami bernilai sebagai karunia panggilan dan sebagai alat pendidikan dan untuk menumbuhkan iman kita.

5.      Iman Bertumbuh Dalam Kehidupan padang Gurun
Padang gurun adalah istilah yang sering kita pakai untuk menggambarkan situasi dan keberadaan sulit yang sedang kita alami. Padang gurun adalah waktu-waktu yang sangat penting untuk menguji hati dan iman kita, apakah kita tetap melekat kepada TUHAN. Padang gurun juga merupakan perjalanan yang harus dialami oleh setiap orang percaya, sebab di sanalah karakter kita dibentuk. Kita dilatih bagaimana menghadapi persoalan dengan sikap-sikap yang baru sebagai manusia baru yang telah datang.
·         Firman Tuhan dan mengalami padang gurun akan membawa pertumbuhan iman yang berkemenangan. Namun hal ini belum cukup, sebab TUHAN menghendaki kita memiliki iman yang sempurna (Yakobus 2:22). Jadi, iman diperlukan dalam perjalanan padang gurun kita masing-masing untuk pembentukan karakter kita dan demi pertumbuhan iman kita.
·         Di samping itu perjalanan di padang gurun adalah pembuktian akan adanya watak asli yang kita miliki selama ini. Dan semuanya akan memancar keluar sebagai reaksi atas setiap masalah yang sedang kita hadapi, kemudian akan berganti dengan karakter yang baru.

6.      Iman Bertumbuh Karena Dipraktekkan
Surat Yakobus menulis bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:17.) Iman yang mati jelas tidak bertumbuh. Karena itu iman yang demikian tidak berguna.
Perbuatan-perbuatan dimaksudkan adalah perbuatan yang sejalan dengan iman yang kita miliki. Perbuatan bagi pelayanan kita kepada TUHAN dan kegiatan melayani sesama (Roma 12:11; 1 Petrus 4:10 ). Tindakan rela melayani TUHAN dan melayani sesama merupakan tindakan aktif yang menempatkan hidup kita sebagai hamba kebenaran. Menyadari bahwa hidup kita telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Anak Domba Allah, sepatutnyalah kita tidak lagi menyerahkan anggota-anggota tubuh kita menjadi senjata kelaliman melainkan untuk menjadi senjata-senjata kebenaran (Roma 6 :13).

7.      Iman Bertumbuh Dengan Persoalan
Orang percaya tidak pernah lepas dari persoalan (Mazmur 34:20). Kalau cara menghadapi persoalan itu dengan sikap dan cara yang lama, pasti kita akan kalah. Sebaliknya jika kita menghadapinya dengan sikap yang baru, pasti kemenangan akan kita peroleh.
Reaksi kita atas persoalan bisa keluar melalui perkataan, tetapi bisa juga dengan tindakan. Dan reaksi yang kita lakukan itu akan menunjukkan siapa jati diri kita sebelumnya. Sebagaimana firman Tuhan katakan, bahwa pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, tetapi pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik pula (Lukas 6:43-45).
Pertumbuhan iman dimaksudkan bukan saja untuk kita beroleh penggenapan janji Allah, tetapi dengan iman juga akan membimbing kita untuk tetap melekatkan hati kita kepada TUHAN. Hidup berharap dan bergantung kepada TUHAN itulah yang akan membentuk hidup kita sebagai manusia rohani.
Demikian kiranya menjadi berkat dan mari kita terus bertumbuh, Tuhan Yesus memberkati
  

MENJADI KRISTEN YANG BERTUMBUH

“Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.” (I Ptr. 2:2) Dalam ayat ini dinyatakan hasrat untuk menjadi seperti bayi yang baru lahir yang selalu mengingini air susu yang murni dan yang rohani, agar air susu yang murni itu akan membuat kita bertumbuh bahkan beroleh keselamatan yang kekal.

Pertumbuhan seperti apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita :

1.      Pertumbuhan Pengenalan Akan Kristus

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya danpersekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” (Fil 3:10) 

2.      Pertumbuhan Dalam Iman Kepada Kristus

“Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.” (Gal 3:9)


3.      Pertumbuhan Dalam Kasih

Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (I Yoh 3:17-18)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar